Sehari di Kediaman Rasulullah (bagian 4)


Tutur Kata Rasulullah 

Telah kita ketahui bersama beberapa sifat Rasulullah . Sekarang kita ingin mengetahui tutur kata dan cara berbicara beliau. Sebelumnya, marilah kita simak penuturan 'Aisyah radhiyallahu anha:

"Rasulullah tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya." (HR. Abu Daud)
Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika perkataannya dapat dipa-hami. Di antara bentuk kepedulian beliau terhadap umat ialah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan intelek-tualitas dan pemahaman mereka di dalam berkomu-nikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah seorang yang sangat penyantun lagi sabar. Diriwayatkan dari 'Aiysah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata:

"Tutur kata Rasulullah sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehing-ga mudah dipahami oleh orang yang mendengar-kannya." (HR. Abu Daud)

Cobalah perhatikan kelemahlembutan dan keluasan hati Rasulullah , beliau sudi mengulangi perkataan agar dapat dipahami!
Anas bin Malik Radhiyallahu anhu mengungkapkan kepada kita:
"Rasulullah sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat dipahami." (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah selalu berlaku lemah lembut kepada orang lain. Dengan sikap seperti itulah orang-orang menjadi takut, segan serta hormat kepada beliau!
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu ia berkata:
Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah . Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya:

"Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng." (HR. Ibnu Majah)

Kediaman Rasulullah 

Izin telah diberikan, tibalah kita di dalam rumah Rasulullah . Cobalah layangkan pandangan sejenak ke sudut-sudut rumah, para sahabat radhiyallaahu anhum akan menggambarkan kepada kita situasi di dalamnya berupa peralatan dan perabotan dll.
Kita maklumi bersama bahwa tidaklah diperkenan-kan melayangkan pandangan ke dalam kamar atau rumah orang lain. Namun tujuan kita di sini adalah untuk mengambil contoh dan teladan dari rumah yang mulia tersebut. Rumah dengan ketawadhu'an sebagai asasnya dan keimanan sebagai modalnya. Dapat engkau lihat, dindingnya bersih dari gambar-gambar makhluk bernyawa yang banyak dipajang orang di rumah-rumah kebanyakan orang pada hari ini. Padahal Rasulullah telah bersabda:

"Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat padanya anjing atau gambar."
 (HR. Al-Bukhari)

Kemudian arahkan pandanganmu kepada perabotan rumah yang biasa dipakai beliau sehari-hari. Diriwayatkan dari Tsabit ia berkata: Anas radhiyallaahu anhu memperlihatkan kepada kami sebuah gelas terbuat dari kayu yang tebal dan disepuh dengan besi. Ia berkata: "Wahai Tsabit, inilah gelas Rasulullah ." (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah biasa meminum air, nabidz, madu dan susu dengan gelas itu.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyalaahu anhu ia berkata:

"Rasulullah biasa bernafas tiga kali sewaktu minum." (HR. Muttafaq 'alaih)

Yaitu bernafas di luar gelas. Beliau melarang bernafas di dalam gelas sewaktu minum dan beliau juga melarang meniup minuman. (Sebagaimana yang disebutkan dalam HR. At-Tirmidzi)


Adapun baju perang yang biasa beliau kenakan saat berjihad di medan peperangan, pada hari-hari yang keras dan penuh kesulitan, sudah tidak ditemukan lagi di rumah beliau. Rasulullah telah menggadaikannya kepada seorang Yahudi dengan tiga puluh sha' gandum, sebagaimana yang dituturkan 'Aisyah radhiyalaahu anha. Ketika Rasulullah wafat, baju perang itu masih ada di tangan orang Yahudi tersebut.
Beliau tidak pernah membuat kaget keluarga atau membuat mereka takut. Namun beliau menemui keluarga dengan sepengetahuan mereka dan dengan memberi salam terlebih dahulu. (Lihat Zaadul Ma'aad II/ hal 381)
Perhatikanlah dengan saksama hadits Rasulullah berikut ini:

"Alangkah beruntungnya orang yang mendapat hidayah kepada Islam, lalu dia mencukupkan diri dengan kehidupan yang sederhana serta bersikap qana'ah." (HR. At-Tirmidzi)
Simaklah baik-baik hadits yang agung berikut ini:

"Barangsiapa yang aman sentosa di tengah-tengah kaumnya, sehat jasmaninya, lagi memiliki makan-an pokoknya sehari-hari, maka seakan-akan ia telah meraih dunia dengan segala isinya." (HR. At-Tirmidzi) 

Post a Comment

Previous Post Next Post