Sehari di Kediaman Rasulullah (bagian 8)

Oleh : Abdul Malik bin Muhammad bin Abdur Rahman Al-Qasim

Ketika Fajar Menyingsing


Setelah keheningan malam mulai memecah, se-iring dengan fajar yang mulai merekah, saat kewajiban shalat shubuh selesai ditunaikan, Rasulullah tetap duduk di tempat selepas shalat shubuh untuk berdzikir menyebut asma Allah sampai terbit matahari. Kemu-dian beliau mengerjakan shalat dua rakaat. Jabir bin Samurah Radhiallaahu anhu menceritakan kepada kita:

Biasanya Rasulullah selalu duduk di tempat shalat seusai menunaikan shalat subuh sampai matahari benar-benar meninggi." (HR. Muslim)

Rasulullah menganjurkan umatnya agar meng-amalkan sunnah yang agung tersebut. Beliau menyebutkan pahala dan balasan yang besar bagi orang yang meng-amalkannya.

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah pernah bersabda:


"Barang siapa yang ikut shalat fajar berjamaah di masjid, lalu duduk berdzikir mengingat Allah sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna."
(HR. At-Tirmidzi)


Shalat Dhuha Rasulullah 


Matahari telah meninggi, terik cahayanya pun mulai menyengat. jilatan panasnya seakan membakar wajah. Waktu dhuha telah tiba. Waktu untuk bekerja dan menunaikan kebutuhan. Meskipun beban risalah begitu berat seperti, menjamu duta-duta yang datang berkun-jung, memberikan ta'lim (pengarahan) kepada para sahabat Radhiallaahu anhum serta menunaikan hak keluarga, namun beliau tidak pernah lupa beribadah kepada Allah.

Mu'adzah berkata: "Aku bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha: "Apakah Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam sering mengerjakan shalat Dhuha?" ia menjawab: "Tentu, beliau sering mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat bahkan lebih dari itu seluang waktu yang diberikan Allah." (HR. Muslim)

Bahkan Rasulullah juga mewasiatkan hal itu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata:


Kekasihku (Rasulullah) telah mewasiatkan kepadaku agar berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, agar mengerjakan shalat duha dan agar aku mengerjakan shalat witir sebelum tidur."
(Muttafaq 'alaih)

 

Shalat Sunnah Rasulullah di Rumah


Rumah yang tegak di atas pilar-pilar keimanan, penuh dengan ibadah dan dzikir, itulah rumah idaman. Rasulullah mewasiatkan agar rumah kita seperti itu. Beliau bersabda:


"Lakukanlah beberapa shalat-shalat sunnah di rumahmu. Jangan jadikan rumahmu bagaikan kuburan."
(HR. Al-Bukhari)

Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata: "Rasulullah mengerjakan seluruh shalat-shalat sunnat di rumah. Demikian pula shalat sunnah yang tidak berkaitan dengan tempat tertentu, beliau lebih suka menger-jakannya di rumah. Terutama shalat sunnat ba'diyah maghrib, tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau pernah mengerjakannya di masjid. Ada beberapa faidah mengerjakan shalat sunnah di rumah, di antaranya:

  1. Meneladani sunnah Rasulullah.
  2. Mengajarkan tata cara shalat kepada istri dan anak-anak.
  3. Mengusir setan-setan dari rumah disebabkan dzikir dan tilawah Al-Quran.
  4. Lebih membantu dalam mencapai ibadah yang ikhlas dan jauh dari penyakit riya'.


Tangis Rasulullah 

Setiap orang pasti pernah menangis, baik kaum pria maupun wanita. Akan tetapi tahukah kamu, mengapa dan karena siapa mereka menangis? Rasulullah juga menangis, padahal dunia berada dalam genggamannya jika beliau menghendaki. Dan Surga ada di hadapan beliau, sementara beliau berada di tempat yang paling tinggi di dalamnya. Benar, beliau memang sering menangis, sebagaimana tangisan seorang hamba ahli ibadah. Beliau menangis di dalam shalat tatkala bermu-najat kepada Rabb. Beliau juga menangis ketika men-dengarkan tilawah Al-Quran. Tangisan yang bersumber dari kelembutan hati dan ketulusan nurani serta dari ma'rifat keagungan Allah.

Dari Mutharrif –yakni bin Abdillah bin Asy-Syikhkhir- dari bapaknya –yakni Abdullah bin Asy-Syikhkhir Radhiallaahu anhu - ia berkata:

Aku datang menemui Rasulullah ketika beliau sedang shalat. Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis beliau." (HR. Abu Daud)

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah pernah berkata kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku" aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau menimpali: "Aku lebih suka mendengarkannya dari orang lain." Akupun membacakan surat An-Nisaa' untuk beliau. Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes." (HR. Al-Bukhari)

Cobalah perhatikan uban yang menghiasi rambut beliau. Jumlahnya lebih kurang delapan belas helai di kepala dan janggut beliau. Camkanlah dengan mata hatimu, dengarkanlah kisah uban putih tersebut dari penuturan beliau. Abu Bakar Radhiallaahu anhu pernah bertanya: "Wahai Rasulullah , sungguh Anda telah beruban." Beliau menjawab:

"Surat Hud, surat Al-Waqi'ah, surat Al-Mursalat, surat 'Amma yatasaa`aluun dan surat Idzasy Syamsu kuwwirat telah menyebabkan aku beruban." (HR. At-Tirmdzi)

Post a Comment

Previous Post Next Post